yangdipelajari, keterampilan yang dilatih, dan sikap yang dikembangkan. Di rumah, orang tua bersama siswa dapat mengembangkan dan/atau menambah kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan orang tua dan siswa. 10. Kegiatan-kegiatan dalam buku ini sebisa mungkin memaksimalkan potensi semua sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Setiap kegiatan
Kerja sampingan Sabtu Minggu biasanya ditekuni oleh mahasiswa atau pelajar yang masih belum terlalu ingin mengganggu akademisnya. Kerja sampingan atau Bahasa kerennya parttime ini menghasilkan uang jajan yang lumayan sekali. Meskipun tidak sebanyak uang pemberian dari orang tua ataupun uang jajan pada semestinya. Uang hasil kerja sampingan tersebut kemudian ditabung, tanpa sadar tiba-tiba menjadi banyak sekali. Nah, berikut ini akan dibahas mengenai pekerjaan sampingan di akhir pekan yang dapat kamu coba untuk meningkatkan pendapatan dan untuk tabungan masa depan. 1. Bisnis Online Bisnis Online sendiri merupakan pekerjaan sampingan yang sangat fleksibel sekali, kamu bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja. Bahkan tidak harus menunggu waktu Sabtu atau Minggu untuk menjalankannya. Di malam hari pun kamu tetap bisa menjalankan bisnis sampingan ini. Bisnis Online bisa dengan berjualan apa pun, baju, makanan, mainan dan lain sebagainya. Bisa menggunakan sistem dropship atau dengan sistem pre-order agar tidak mengalami kerugian. Bisnis Online dengan dua sistem tersebut tidak memerlukan biaya yang besar. Kalau kamu memang tidak sempat menjualnya di hari biasa, maka memaksimalkan penjualan di akhir pekan. Katakana saja kalau kamu baru sempat update barang di hari tersebut, pembeli pastinya akan mengerti. 2. Blogging Anda suka menulis? Tahu tidak kalau kegiatan menulis itu bisa menghasilkan uang yang sangat besar sekali? Coba saja untuk membuat blog atau website sendiri daripada kamu mencari pekerjaan sampingan kesana kemari. Ada banyak sekali platform penyedia web gratis untuk para blogger. Kalau ingin yang bagus sekalian, bisa menggunakan platform yang berbayar agar bagus sekalian. Seharian di akhir pekan, kamu bisa melakukan kegiatan blogging ini, kamu bisa membuat konten yang benar-benar hangat ataupun jenis konten apa pun yang kamu suka. Intinya konten tersebut harus menarik dan disukai oleh pembaca. Tingkatkan terus traffic pembaca kamu dengan teknik SEO yang bisa kamu pelajari di mana pun. Kemudian blog tersebut di monetisasi agar mendapatkan penghasilan dari iklan yang tampil di blog kamu. 3. Jualan di car free day Kamu bisa jualan minuman, makanan, pakaian apa pun itu di Event car free day yang biasanya ada setiap minggunya. Manfaatkan juga momen lainnya seperti bazar atau Event tertentu. Kamu bisa membuka stand dengan harga yang murah kalau sedang beruntung, atau kamu bisa berjualan secara keliling. Jangan patah semangat dan jangan malu untuk menawarkan dagangan yang kamu bawa. Semuanya akan kembali pada dirimu, hal yang harus kamu ingat adalah bahwa orang lain tidak memberimu makan. Hasil yang lumayan akan kamu dapatkan, ketika kamu menyadarinya maka kamu akan terkejut sendiri. Berjualan di car free day itu sebenarnya tidak sulit kok, cukup mengikuti peraturan yang ada. Misalnya dengan tidak berjualan di trotoar atau area tertentu yang dilarang. Pasar dadakan yang diadakan di suatu daerah atau suatu organisasi bisa kamu jadikan sebagai lapak jualan juga lho. Baca juga Bisnis Yang Laku Setiap Hari 4. Jasa keterampilan Kamu memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh orang lain? Misalnya kamu bisa membuat kerajinan tangan yang unik dan juga kreatif, maka kamu bisa memanfaatkan hal itu untuk memulai bisnis kamu sendiri. Kerajinan tersebut bisa kamu buat di hari Sabtu dan Minggu, sehingga aktivitas utama Anda tidak akan terganggu. Kalau kamu masih kuliah ataupun sekolah, maka kamu sangat bisa sekali untuk mengerjakan pekerjaan ini. Contohnya kamu bisa membuat sebuah kerajinan kap lampu yang sangat indah dan menarik sekali. Kamu bisa mulai memasarkan kap lampu handmade buatanmu itu di toko Online, ketika ada pesanan kamu bisa mengerjakannya di akhir pekan. Tidak melulu harus soal kerajinan tangan saja, misalnya kamu bisa desain atau editing video, kamu bisa menjual jasamu itu pada yang membutuhkan. Intinya, lihat saja apa yang sedang digemari oleh banyak orang, pandai-pandailah memanfaatkan momen. 5. Penyiar radio Menjadi penyiar radio adalah pekerjaan yang sangat keren sekali, kamu bisa mendapatkan uang sekaligus dikenal oleh banyak orang dalam satu waktu yang bersamaan. Pekerjaan sebagai penyiar ini merupakan pekerjaan yang hanya cocok untuk orang berjiwa kreatif serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Menjadi seorang penyiar radio sendiri tidak memerlukan waktu yang terlalu panjang, cukup bekerja di jam siaran saja. Kamu bisa memilih jam siaran di akhir pekan atau Sabtu Minggu saja agar tidak mengganggu akademis kamu. 6. Pelatih renang Kamu bisa berenang? Maka kamu juga bisa melatih renang anak-anak. Anak-anak sangat senang sekali mengisi akhir pekan mereka dengan kegiatan yang menyenangkan, berenang misalnya selain dari pada bermain. Untuk menjadi pelatih renang, kamu tidak perlu memiliki kolam renang sendiri. Cukup dengan kolam renang umum saja kamu sudah bisa mengajari anak-anak untuk berenang. Kamu bisa mencari murid sebanyak-banyaknya agar bisa mendapatkan banyak penghasilan. Kenapa bisa banyak? Sebab belajar berenang biasanya dihitung per jamnya, jika satu sesi 1 – 2 jam, maka dalam sehari akan ada banyak sesi dengan banyak murid yang kamu latih. Wow menguntungkan sekali bukan? Jangan lupa untuk terus memperhatikan si anak agar tidak kram saat berlatih. 7. Menjadi tour guide Kamu memiliki kemampuan bahasa asing yang cukup baik? Jangan hanya berhenti di kamu saja kemampuan bahasa asing tersebut. Manfaatkan dengan sebaik mungkin, kamu bisa menjadi tour guide bila kamu meniatkannya dengan sungguh-sungguh. Akan menjadi sangat mudah sekali bila kamu sudah memiliki pengetahuan tentang sejarah dan juga lokasi wisata yang akan kamu jadikan lahan tour guide tersebut. Kamu bingung ingin mulai dari mana? Mulailah dengan bergabung dengan agen perjalanan yang ada di kota kamu. Tour guide atau pemandu wisata hanya bekerja pada musim liburan saja, misalnya pada hari Sabtu dan juga minggu. Tentunya ini tidak akan mengganggu aktivitas lain kamu bukan? Pekerjaan yang satu ini merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan, kamu bisa sekalian jalan-jalan ke tempat wisata bersama dengan orang baru. Bisa sekalian dijadikan ajang untuk melepas lelah dan juga penat akibat kegiatan selama satu minggu penuh. 8. Jadi Ojek Online Mahasiswa sudah banyak yang punya motor, motor sendiri merupakan sarana dari orang tua untuk membantu aktivitas sehari-hari mahasiswa rantau. Kenapa tidak dimanfaatkan saja sekalian untuk mencari uang tambahan jajan? Kamu bisa mendaftar menjadi ojek Online dari berbagai macam platform. Saat ini ada dua perusahaan ojek Online besar yang ada di Indonesia, terserah kamu pilih yang mana. Mencari penumpang pada hari Sabtu dan minggu akan memberikan pemasukan yang lumayan besar untuk kamu. Misalkan satu penumpang memberikan 10 sampai dengan 15 ribu, bayangkan bila dalam 2 hari tersebut kamu mendapatkan kira-kira 10 penumpang. Berapa uang yang akan kamu dapat? Wow banyak sekali ya, ayo mulai bergerak. 9. Bekerja di Event organizer Event organizer merupakan suatu usaha yang bergerak untuk membantu menyelenggarakan sebuah acara. Pada hari Sabtu atau minggu biasanya sebuah acara outdoor dilaksanakan, bisa berupa konser, party dan lain sebagainya. Kamu bisa menjadi tenaga di salah satu EO yang membutuhkan. Saking besarnya acara yang diselenggarakan, biasanya EO ini membutuhkan tenaga tambahan yang lumayan banyak. Kamu bisa menjadi apa saja di dalam EO tersebut, entah itu tenaga dekor, tenaga katering dan lain sebagainya yang membutuhkan koordinasi dengan tim. 10. Penjaga warnet Sistem kerja jaga warnet adalah sistem shift, jadi operator warnet sendiri bisa menentukan ingin masuk bekerja pada hari apa. Namun tentunya dengan kesepakatan dari tim dan pemilik warnet terlebih dahulu. Kamu bisa memilih untuk bekerja pada hari Sabtu dan minggu saja, atau pada hari yang sedang kosong. Gaji dari jaga warnet ini sendiri juga lumayan, kamu bisa membeli pakaian yang lebih banyak, membeli kuota, membeli bensin dan membeli banyak hal lain yang sebelumnya tidak bisa kamu beli akibat dari uang kiriman orang tua yang pas-pasan. Baca juga 15 Model Bisnis Modal Kecil Online dan Offline Keuntungan Bekerja Sampingan Apa Sih? Lalu apa keuntungan melakoni kerja sampingan Sabtu Minggu ini? Tentunya banyak sekali dibandingkan kamu hanya main tidak jelas pada akhir pekan tersebut. Kamu jadi bisa punya tabungan yang dapat kamu gunakan sewaktu-waktu ketika butuh. Kamu jadi bisa membeli barang kebutuhanmu lebih cepat, kamu jadi bisa memiliki barang-barang yang sebelumnya tidak bisa kamu beli. Pokoknya banyak sekali, asalkan kamu mau bersabar dan juga telaten dalam bekerja. Bila kamu adalah seorang mahasiswa atau pelajar, memang tugas utama kamu saat ini adalah belajar dan lulus dengan baik. Namun apa salahnya bila melakukan pekerjaan sampingan? Selain menambah uang jajan juga bisa mengisi waktu luang bukan? Hal itu sekaligus meminimalisir kamu untuk ikut-ikutan hal yang tidak-tidak. Kamu nantinya jadi lebih bisa menghargai waktu dan juga uang yang diberikan oleh orang tua. Pada akhirnya kamu sadar bahwa mencari uang itu sulit sekali, maka kamu akan menggunakan uang yang kamu miliki dengan bijak dan hanya membeli barang-barang yang benar-benar butuh saja. Banyak sekali sisi positif yang bisa kamu dapatkan saat kamu melakoni pekerjaan sampingan di akhir pekan. Memang waktu kamu bermain bersama teman-teman akan berkurang, kamu pastinya akan merasakan kesepian. Namun kamu tidak boleh larut dalam perasaan itu, sebab dalam proses bekerja sampingan itu juga terdapat pembelajaran yang tidak akan didapatkan di mana pun. Jika kamu tidak ingin bekerja sampingan dan ingin fokus saja dengan kegiatan yang saat ini kamu tekuni, tidak apa-apa. Uang pas-pasan yang dikirimkan orang tua dari rumah juga bukan merupakan sebuah penghalang bagi kamu. Kalau kamu selalu merasa kurang, maka kamu harus menghemat uang yang kamu miliki agar bisa sampai dan cukup di akhir bulan. Pengaturan keuangan harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar tidak keteteran dan berujung hutang sana hutan sini. Namanya hutang tetap harus wajib dibayar, ketika kirimanmu datang lalu kamu membayar hutang dan akhirnya mengalami kekurangan lagi, sama saja dengan gali lubang tutup lubang. 10 jenis kerja sampingan Sabtu Minggu tadi semoga bermanfaat bagi kamu yang sedang pusing mencari pekerjaan. Tetap semangat ya!
Bagaimanakamu bisa bekerja sesuai dengan apa yang diinstruksikan serta bisa mematuhi deadline yang diberikan. Untuk itu penting bagi kamu untuk menjelaskan tentang bagaimana cara untuk memprioritaskan pekerjaan ketika beberapa proyek harus dikerjakan dengan tenggat waktu. Sebutkan juga contoh-contoh dari kebiasaan kerja dan keterampilan lain
Learning materials should optimally accommodate higher-order thinking skills HOTS to train students to think critically. The research aimed to describe the content of HOTS in Indonesian language textbooks for eighth grade found in the materials, examples, and exercises. Bloom's taxonomic cognitive theory by Anderson and Krathwohl was used in this study. This type of research was qualitative research with a content analysis approach. The data collection techniques were document analysis and interviews. Data analysis techniques employed model intertwined with the stages of data collection, data reduction, data presentation, withdrawal of conclusions, and return to data collection—techniques of presenting the results of data analysis using informal methods. Data sources were documents that include an Indonesian language textbook for eighth grade published by the Ministry of Education and Culture and Mahir Berbahasa Indonesia textbook published by Erlangga, and informants were Indonesian language teachers. Data validity test techniques used triangulation methods and data sources. The results showed HOTS provided in the textbook published by Kemendikbud, which was of the material, 53% of example, and of exercise. From the textbook published by Erlangga, HOTS provided of the material, 44% of the example, and of the exercise. The results reveal that the textbook published by the Ministry of Education and Culture provides more high-level thinking skills content, and Erlangga's book provides more detailed information about students' ability to think at high levels. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 10, Nomor 1, Juni 2022 h ANALYZING HIGHER-ORDER THINKING SKILLS IN INDONESIAN LANGUAGE TEXTBOOKS FOR EIGHTH GRADE MUATAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII Oryza Alkarima1, Sumarwati2, Edy Suryanto3 1 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, oryza4alkarima 2 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, sumarwati 3 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, edysuryanto Article history Received 21 Februari 2022 Revision 14 Maret 2022 Accepted 10 Juni 2022 Available online 20 Juni 2022 Learning materials should optimally accommodate higher-order thinking skills HOTS to train students to think critically. The research aimed to describe the content of HOTS in Indonesian language textbooks for eighth grade found in the materials, examples, and exercises. Bloom's taxonomic cognitive theory by Anderson and Krathwohl was used in this study. This type of research was qualitative research with a content analysis approach. The data collection techniques were document analysis and interviews. Data analysis techniques employed model intertwined with the stages of data collection, data reduction, data presentation, withdrawal of conclusions, and return to data collection—techniques of presenting the results of data analysis using informal methods. Data sources were documents that include an Indonesian language textbook for eighth grade published by the Ministry of Education and Culture and Mahir Berbahasa Indonesia textbook published by Erlangga, and informants were Indonesian language teachers. Data validity test techniques used triangulation methods and data sources. The results showed HOTS provided in the textbook published by Kemendikbud, which was of the material, 53% of example, and of exercise. From the textbook published by Erlangga, HOTS provided of the material, 44% of the example, and of the exercise. The results reveal that the textbook published by the Ministry of Education and Culture provides more high-level thinking skills content, and Erlangga's book provides more detailed information about students' ability to think at high levels. Keywords indonesian language texbooks, higher-order thinking skill, bloom’s taxonomy ABSTRAK Materi pembelajaran hendaknya mengakomodasi level berpikir tingkat tinggi HOTS seoptimal mungkin, bukan hanya level tingkat rendah LOTS agar siswa terlatih berpikir kritis. Penelitian bertujuan mendeskripsikan muatan HOTS pada buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP/MTs pada uraian materi, contoh latihan, dan latihan soal. Teori yang digunakan adalah teori kognitif taksonomi Bloom versi revisi oleh Anderson dan Krathwohl. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Metode dan teknik pengumpulan data berupa analisis dokumen dan wawancara. Metode dan teknis analisis data menggunakan teknik model analisis jalinan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan simpulan, dan kembali ke pengumpulan data. Metode dan teknik penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Sumber data meliputi dokumen, yaitu buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII terbitan Erlangga, serta informan, yaitu guru bahasa Indonesia kelas VIII. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber data. Hasil penelitian menunjukkan HOTS pada 1 buku terbitan Kemendikbud 3,8% pada uraian materi, contoh latihan 53%, dan pada latihan soal 38,9% dan 2 pada terbitan Erlangga 12,6% pada uraian materi, contoh latihan 44%, dan latihan soal 33,2%. Hasil penelitian menunjukkan buku terbitan Kemendikbud memiliki muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak dan buku terbitan Erlangga lebih memberikan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kata Kunci buku pelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berpikir tingkat tinggi, taksonomi bloom DOI Citation Alkarima, O., Sumarwati, & Suryanto, E. 2022 Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Geram, 101 56 PENDAHULUAN Perkembangan hidup yang dinamis serta perkembangan teknologi menuntut seseorang untuk mememiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan abad 21. Pendidikan sebagai bagian dari aspek keterampilan abad 21, maka penting bagi pemangku pendidikan untuk mengubah sistem pendidikan sesuai dengan karakteristik pendidikan yang dikembangkan di abad 21. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencetak lulusan yang dapat memenuhi keterampilan-keterampilan abad 21 adalah dengan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Hal ini merujuk pada Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 35 dalam materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 terdapat dalam salah satu poin pada materi pelatihan perubahan mindset, yakni berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill HOTS. Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill HOTS menurut Sumaryanta, 2018 “merupakan terminologi yang mencakup beragam kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, kreatif, pemecahan masalah tidak rutin, non-algoritmatik, analisis, evaluasi, mencipta, melibatkan pembentukan konsep, pemikiran kritis, kreativitas/brainstorming, penyelesaian masalah, representasi mental, penggunaan aturan, penalaran, dan pemikiran logis, dan/atau membutuhkan pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi daripada hanya menyatakan kembali fakta.” Purbaningrum, 2017 menjelaskan berpikir tingkat tinggi merupakan “kemampuan memanipulasi informasi dan gagasan dengan cara yang mengubah makna dan implikasi, menggabungkan fakta dan ide – ide dalam rangka untuk mensintesis, menggeneralisasi, menjelaskan, menafsirkan dan menarik beberapa kesimpulan.” Menurut Wahid & Karimah, 2018 kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan “proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui peserta didik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.” Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab II mengenai karektiristik pembelajaran, yang berbunyi “pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.”. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab II tersebut selaras dengan proses kognitif oleh Anderson dan Krathwohl. Anderson dan Krathwohl 2010 100-102 menjelaskan “setiap tahapan proses kognitif yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. 1 “Mengingat, ialah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif mengingat terbagi dalam 2 proses, yakni mengenali dan mengingat kembali”; 2 “Memahami, siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar computer”; 3 “Mengaplikasikan, proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah”; 4 “Menganalisis, menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya”; 5 “Mengevaluasi, didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar”; 6 “Mencipta, melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional”. Penerapan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hasil penelitian dengan judul “Analisis kemampuan menyelesaikan soal HOTS model Trend in International Mathematics and Science Study TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama” oleh Mandini & Hartono, 2018 menunjukkan kemampuan menyelesaikan soal hanya dalam kategori sedang 85,9%. Hasil penelitian dari Yuniar et al., 2015 berjudul “Analisis High Order Thinking Skills HOTS pada Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas V SD Negeri 7 Ciamis” didapatkan hasil bahwa soal yang termasuk dalam kategori HOTS dan memiliki kualitas soal yang baik hanya berjumlah 50% dari jumlah total soal. Artikel penelitian dengan judul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Programme for 57 International Student Assessment PISA” oleh Kurniati et al., 2016 menunjukkan bahwa dari 30 subjek penelitian tidak ada siswa yang mendapatkan hasil dengan kategori skor tinggi dalam mengerjakan soal tes PISA. Penyebab masih rendahnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal HOTS ialah kurangnya pelatihan-pelatihan soal tipe HOTS. Hal ini diungkapkan oleh Karim & Puteh, 2019 pada penelitiannya yang berjudul “The Development of Higher Order Thingking Skills HOTS Assessment Instrument for Word Problems” menunjukkan salah satu faktor kemampuan siswa tidak dapat mencapai level minimum pada saat menjawab pertanyaan HOTS adalah siswa kurang dalam berlatih yang melibatkan pemecahan masalah yang mengukur HOTS. Penerapan HOTS masih terdapat kesalahan persepsi. Hal tersebut termuat dalam penelitian Abosalem, 2015 yang berjudul “Assessment Technique and Students’ Higher-Order Thinking Skills” yang menyebutkan bahwa banyak peneliti dan pakar pendidikan yang menyatakan bahwa HOTS sama dengan memberikan pertanyaan kompleks kepada pelajar. HOTS memiliki beberapa aspek yang harus diperhatikan selain soal-soal yang bersifat kompleks. Sofyan, 2019 menjelaskan “riset pengembangan HOTS difokuskan pada tiga aspek, yaitu teaching strategy meliputi metode, model, lesson design, teaching material supporting media, modul, dan assessment”. Salah satu upaya untuk dapat mewujudkan proses belajar yang dapat mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa dapat adalah materi pendukung atau bahan ajar. Bahan ajar yang yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah buku teks. Rahmawati, 2016 menyebutkan bahwa “kebutuhan informasi siswa terhadap materi pelajaran dalam rangka memenuhi kompetensi dirinya tentu perlu didukung oleh keberadaan buku teks pelajaran yang berkualitas yang layak digunakan dalam proses belajar mengajar dan buku teks ialah alat bantu penting untuk memudahkan pekerjaan guru dan pembelajar dalam pembelajaran sehari-hari.” Penelitian mengenai kualitas buku teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia, masih ditemui buku teks yang kurang mendukung dalam pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa. Penelitian oleh Siagian, 2013 yang menyebutkan kelemahan dalam buku teks bahasa Indonesia yang berjudul Cerdas Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga yakni 4 materi yang disajikan hanya dapat mewakili kompetensi dasar memahami dan soal-soal yang ada pada buku teks ini tidak membawa peserta didik untuk mencari sumber lebih jauh dalam proses memecahkan soal latihan sebab pemecahannya telah disediakan dalam buku. Hasil penelitian Suvina & Ramly, 2021 menemukan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X terbitan Erlangga hanya memuat materi ranah proses kognitif C4 dan C5, sedangkan ranah proses kognitif C6 belum diakomodasi. Penelitian tentang muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sudah ada umumnya terfokus pada buku teks yang bukan terbitan pemerintah. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah, 2020 yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia pada Buku Tematik Kelas III MI/SD Revisi 2018” dan peneltian dari Andrean, Ats-Tsauri, dan Farizal Penelitian Pendidikan et al., 2020 yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia pada Buku Ajar Tematik Kelas IV Edisi Revisi 2018”. Adapun yang dikaji dalam penelitian ini adalah buku teks terbitan pemerintah dan non-pemerintah. Oleh karena itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain adalah objek yang dianalisis. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah dapat membantu guru dalam memilih buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan di tingkat SMP kelas VIII SMP/MTs di kota Surakarta apakah dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan proses asesmen yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan mengenai bagaimana muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi, pada contoh-contoh latihan dan pada soal latihan dalam buku teks bahasa Indonesia kelas VIII SMP/MTs di kota Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sebab data yang dikumpulkan peneliti adalah data mengenai deskripsi objek penelitian, yang oleh karenanya data itu berupa kata-kata kalimat-kalimat yang menjelaskan sesuatu, bukan bilangan-bilangan Budiyono, 2017 140. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen dan wawancara mendalam. 58 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan model analisis jalinan atau mengalir dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan simpulan, dan kembali lagi ke pengumpulan data. Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dengan menggunakan metode informal. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi atau telaah dokumen. Analisis isi atau telaah dokumen karena sumber datanya berupa dokumen atau arsip Budiyono, 2017 148. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yakni pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam pengambilan sampel ini adalah pertimbangan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII adalah buku yang telah melalui penilaian BSNP dan buku yang belum melalui penilaian BSNP dan guru Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII di kota Surakarta sebagai informan. Teknik uji validitas yang digunakan untuk menguji keabsahan penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Penentuan persentase pada hasil penelitian ini yakni jumlah muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi jumlah total uraian materi, contoh latihan, atau soal latihan, kemudian dikali dengan 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis dari buku teks Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan buku teks Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Kedua buku ini masing-masing terbagi dalam 9 bab, yakni mengenai materi teks berita, teks iklan, slogan dan poster, teks eksposisi, teks puisi, teks eksplanasi, teks ulasan, teks persuasi, teks drama, dan materi buku fiksi dan nonfiksi. Data dalam penelitian ini terdiri dari muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi, contoh latihan, dan soal soal latihan pada buku teks bahasa Indonesia kelas VIII. 1. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Uraian Materi Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Materi yang termuat dalam buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 9 bab. Buku ini memuat materi tentang teks berita, iklan, eksposisi, puisi, eksplanasi, persuasi, drama, serta buku fiksi dan nonfiksi. Hasil penelitian muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi pada buku ini hanya terdapat 3 dari total 77 uraian materi yang disajikan atau sebesar 3,8%. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat pada halaman 19 dengan judul materi “Pentingnya Berita”. Uraian materi tersebut dijelaskan hanya berupa pengertian secara harafiah tanpa pembahasan secara mendalam. Siswa kemudian diminta secara mandiri untuk menjelaskan arti penting atau manfaat dengan membaca berita. “Jelaskan arti penting atau manfaat yang kamu peroleh dengan membaca berita tersebut…” Perintah untuk menjelaskan arti penting atau manfaat membaca berita melatih siswa untuk berpikir kritis. Perintah ini memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi. Muatan ranah kognitif C5 atau mengevaluasi ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengkritik. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi selanjutnya terdapat pada halaman 55 yang berjudul “Penyuntingan Berita.” Uraian materi tersebut menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan penyuntingan. Siswa diminta untuk memperhatikan kembali teks iklan yang telah disusun dan menyunting bagian-bagian yang harus disempurnakan. Uraian materi ini memuat ranah proses kognitif C5 atau mengevaluasi dengan kategori memeriksa, yakni menilai unsur-unsur internal dari teks iklan yang sudah disusun. a. “Apakah iklan tersebut berstruktur dengan lengkap? b. Apakah informasi yang disampaikanya mudah dipahami?” 59 Buku Terbitan Erlangga Materi yang termuat dalam buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat 9 bab. Buku ini memuat materi tentang teks berita, iklan, eksposisi, puisi, eksplanasi, persuasi, drama, serta buku fiksi dan nonfiksi. Persentase uraian materi pada Buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat 8 dari 63 total uraian materi yang disajikan atau sebesar 12,6%. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat pada halaman 5 yang memuat materi dengan judul “Menentukan Unsur-Unsur Teks Berita yang Diperdengarkan”. Uraian meteri tersebut meminta siswa secara langsung untuk mendiskusikan unsur-unsur teks berita yang telah didengarkan dan memberikan tanggapan mengenai sisi menarik dari peristiwa pada teks berita, sehingga layak atau menarik untuk diberitakan. “Berdasarkan teks berita yang telah kamu dengarkan sebelumnya, cobalah diskusikan hal-hal berikut ini. a. Peristiwa apa yang diberitakan dari teks tersebut? b. Menurutmu, apakah peristiwa tersebut menarik untuk diberitakan? Jelaskan! Uraian materi yang meminta siswa untuk mendiskusikan unsur-unsur teks berita berupa apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana merupakan ranah proses kognitif C4 atau menganalisis dengan kategori membedakan. Siswa diminta untuk memilah dan memilih bagian dari teks berita yang relevan dan tidak relevan dengan unsur-unsur berita apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian yang relevan dengan unsur-unsur berita. Uraian materi yang meminta siswa untuk mendiskusikan tanggapan mengenai mengenai sisi menarik dari peristiwa pada teks berita, sehingga layak atau menarik untuk diberitakan merupakan ranah proses kognitif C5 atau mengevaluasi. Uraian materi ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengkritik. Proses evaluasi ini menilai pada sisi eksternal pada teks berita tersebut. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi selanjutnya terdapat pada halaman 37 yang memuat materi dengan judul “Menyajikan Gagasan, Pesan, dan Ajakan dalam bentuk Iklan, Slogan, dan Poster”. Uraian materi tersebut hanya dijelaskan secara singkat mengenai efektifitas menyajikan gagasan, pesan dan ajakan melalui iklan. Langkah selanjutnya dalam uraian materi tersebut siswa diminta secara mandiri untuk menulis teks iklan. Uraian materi yang meminta siswa untuk menulis teks iklan, memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah proses kognitif C6 atau mencipta. …“Sekarang kita akan mencoba menulis iklan kita sendiri!”… Terdapat persamaan dan perbedaan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi di buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Persamaan penyajian uraian materi tersebut terdapat pada pola penjelasan materi secara singkat dan secara mandiri siswa mengerjakan soal latihan untuk menemukan konsep materi secara mendalam. Perbedaan terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kemendikbud disajikan uraian materi secara singkat kemudian pada materi tersebut terdapat beberapa pertanyaan dan perintah yang memicu siswa untuk berpikir bagaimana menyunting sebuah teks dan menulis sebuah puisi. Uraian materi pada buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat materi yang disajikan dengan diskusi secara langsung mengenai isi materi dan siswa diminta identifikasi teks secara langsung untuk mengetahui isi materi. Pola-pola di atas menunjukkan uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dijelaskan secara langsung kepada siswa. Hal ini selaras dengan pendapat Merta et al., 2019 bahwa “pada prinsipnya higher order thinking adalah cara berpikir logis atau proses penalaran, dan lebih lanjut menyebutkan bahwa uraian materi yang akan ditanyakan yang sesuai untuk soal penalaran tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran”. Resnick Badjeber et al., 2018 menjelaskan bahwa “HOT merupakan masalah tidak dapat langsung menggunakan rumus dalam penyelesaiannya, masalah yang 60 kompleks, memiliki banyak solusi, membutuhkan interpretasi serta membutuhkan usaha yang keras dalam mengaitkan untuk mengambil keputusan”. Uraian materi secara langsung disampaikan kepada siswa bukan merupakan kategori yang dapat melatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Hal ini disebabkan siswa secara langsung dapat menyelesaikan masalah atau memiliki solusi tanpa membutuhkan usaha dan interpretasi dari siswa untuk dapat mengambil keputusan mengenai konsep dalam materi pelajaran. Hasil penelitian muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Kemdikbud dan Erlangga pada uraian materi sebagian besar belum memuat keterampilan berpikir tingkat, sebab uraian materi pada kedua buku tersebut sebagian besar dijelaskan secara langsung. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Kelas V MI/SD Berbasis HOTS Higher Order Thinking Skills” oleh Wandini et al., 2021 yang menunjukkan bahwa buku tematik kelas V kurikulum 2013 belum memenuhi syarat bahan ajar yang berbasis HOTS sebab hasil menunjukkan 50% materi ajar yang disajikan masih berbasis LOTS Low Order Thinking Skills. Hasil penelitian yang berbeda dari Rahmi et al., 2020 dengan judul “Relevance of Bahasa Indonesia Main Materials with HOTS Higher Order Thinking Skills” menunjukkan bahwa pada buku tematik Bahasa Indonesia kelas IV sudah relevan dengan HOTS. 2. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Contoh Latihan Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar 53% yakni 32 contoh dari total 60 contoh soal. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 atau menganalisis terdapat 25 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi terdapat 3 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 4 contoh. Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 menganalisis terdapat pada proses identifikasi bagian yang menjadi daya tarik pada buku atau cerita fiksi. Proses identifikasi ini perlu memilah bagian dari unsur-unsur fiksi yang terdiri dari tema, penokohan, setting, alur, gaya bahasa dan amanat. Proses selanjutnya siswa diminta untuk dapat menganalisis bagian dari unsur-unsur tersebut yang menjadi daya tarik pada teks. “Cobalah selidiki kekhasannya. Bandingkanlah dengan kelompok-kelompok kata yang lain. Misalnya, dengan menyambungkan tali’, hidup sederhana’, hidup susah’. Dari cara itu, akan lebih tampak kekhasan kata-kata tersebut!” Contoh latihan ini memuat ranah kognitif C4 menganalisis dengan kategori membedakan. Contoh ini meminta siswa untuk memilah bagian yang menjadi daya tarik atau kekhasan dan bagian yang bukan merupakan daya tarik pada bahasa teks fiksi yang disajikan. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian yang menjadi daya tarik atau kekhasan pada teks fiksi. Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 mengevaluasi terdapat pada proses memberikan tanggapan berupa kritik atau komentar mengenai suatu berita. Contoh ini menggambarkan tanggapan berita mengenai aspek isi, struktur dan kebahasaan yang digunakan. Aspek tanggapan berupa isi, struktur dan kebahasaan pada berita termasuk dalam unsur internal dalam teks berita, sehingga contoh soal ini termasuk dalam kategori memeriksa. a. “Saya kira informasi yang disampaikan berita itu cukup akurat karena isinya tidak jauh berbeda dengan informasi-informasi yang disampaikan sumber berita lain. b. Informasi yang disampaikan berita tadi malam masih diragukan kebenarannya… c. Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas. Sebagai pendengar, mudah untuk memahami informasi yang disampaikan penyampai berita. ….Contoh a dan b merupakan tanggapan berkaitan dengan isi dan struktur berita. Contoh c berkaitan dengan aspek bahasanya.” 61 Contoh latihan dalam ranah proses kognitif C6 mencipta terdapat pada langkah-langkah penulisan iklan. Proses penulisan iklan tersebut termasuk dalam kategori merencanakan. Kategori merencanakan merupakan proses merencanakan metode penyelesaian masalah produk atau jasa yang telah ditentukan. Metode dalam contoh latihan di atas meliputi langkah-langkah menulis iklan yang terdiri dari membuat pernyataan yang menarik perhatian khalayak, menewarkan solusi, menunjukkan bukti, dan mengajukan harga yang diinginkan. a. “Mulailah iklan dengan pernyataan yang menarik perhatian khalayak. Misalnya, “Anda ingin menurunkan berat badan?” b. Menawarkan solusi Misalnya, “Penyembuhan nondiet cara baru ini bergantung pada pikiran Anda… c. Menunjukkan bukti “Riset memperlihatkan bahwa berat badan orang-orang turun sekitar 13 kg setelah menggunakan metode ini.” d. Mengajukan harga “Klik di sini untuk membayar sejumlah…” Buku Terbitan Erlangga Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Bahasa Indonesia Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 44% yakni berjumlah 15 dari total 34 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 atau menganalisis terdapat 13 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 2 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi tidak terdapat pada buku ini. Contoh latihan soal yang memuat ranah proses kognitif C4 analisis terdapat pada analisis struktur fisik pada puisi. Contoh latihan soal ini menggambarkan proses memilah bagian-bagian yang relevan dan tidak relevan dengan struktur fisik puisi yang terdiri dari diksi, imaji atau citraan, tipografi atau perwajahan, rima dan ritme penyair serta majas atau gaya bahasa pada teks puisi. Proses selanjutnya siswa memilih bagian yang relevan dengan struktur fisik puisi tersebut. 1. “Diksi pilihan kata Penyair memilih kata “menyindir” untuk menggambarkan kesenjangan antara gemerlapnya kota dan kemiskinan.” 2. “Imaji Citraan” “Penyair menggunakan citraan penglihatan melalui kata mengalir’.” 3. “Tipografi perwajahan” “Penulisan puisi di awali huruf besar setiap awal baris.” 4. “Rima dan ritme” “Penyair menggunakan persamaan bunyi rima vertical dengan bunyi akhir ir’.” 5. “Majas gaya bahasa” “Penggunaan majas personifikasi Sungai mengalir menyindir gedung-gedung kota besar’.” B2. 73 Contoh latihan yang memuat proses kognitif ranah mencipta C6 berisi langkah-langkah penyajian teks berita. Langkah penentuan inti informasi termasuk dalam kategori merumuskan, yakni proses menggambarkan dan membuat pilihan masalah atau hipotesis dengan kriteria-kriteria tertentu. Proses merumuskan pada contoh di atas berisi tentang “Pelajar SMA menciptakan robot”. Langkah menyusun kerangka berita termasuk dalam kategori merencanakan, yakni merencanakan metode untuk penyelesaian masalah. Langkah mengembangan kerangka berita, menjadi teks berita secara 62 utuh termasuk dalam kategori memproduksi, yakni proses melaksanakan rencana dalam bentuk kerangka berita untuk menyelesaikan masalah. “Berikut contoh informasi yang layak untuk diangkat menjadi berita. Pelajar SMA menciptakan robot Apa peristiwa yang terjadi? Pelajar SMA membuat robot bebas polusi Mengapa peristiwa tersebut diperlukan Sebagai mengekspresikan kreativitas, komunikasi antarsekolah serta perkembangan iptek. Contoh pengembangannya. Pelajar SMA Muhammadiyah II Sidoharjo berhasil menciptakan robot transportasi tanpa mengeluarkan polusi. Robot ini juga membawa pelajar SMA tersebut menjadi juara tingkat nasional yang diadakan di Universitas Indonesia…” B2. 18-19 Terdapat persamaan dan perbedaan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada contoh soal latihan di buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Persamaan pada kedua buku tersebut terdapat pada contoh soal latihan dengan karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik. Putri Sekaran et al., 2018 menyebutkan “masalah non-rutin lebih kompleks daripada masalah rutin, sehingga strategi untuk memecahkan masalah mungkin tidak bisa muncul secara langsung, dan membutuhkan tingkat kreativitas dan orisinalitas yang tinggi dari si pemecah masalah solver”. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa, sesuai dengan pendapat Moma Sukenti, 2018 berberpikir kreatif ialah “ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif mencerminkan orisinalitas dari individu.” Perbedaan pada kedua buku tersebut, yakni pada buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat contoh soal yang memiliki karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik dan materi, sedangkan pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada contoh latihan yang memuat karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik saja. Perbedaan lain pada kedua buku tersebut yakni, pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan didominasi oleh soal latihan yang memiliki bentuk soal yang sama dengan contoh soal latihan, sedangkan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat lebih banyak soal latihan yang memiliki bentuk soal yang berbeda dengan contoh soal latihan. Bentuk contoh soal latihan yang berbeda pada buku bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berbentuk soal pilihan ganda kompleks benar/salah, atau ya/tidak, sedangkan pada buku Mahir Berbahasa Indonesia, soal latihan pada uji kompetensi bagian A dan pada Ujian Akhir Semester bagian A memiliki bentuk soal pilihan ganda. 3. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal Latihan Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 38,9% yakni berjumlah 131 dari 342 total soal, dengan rincian pada ranah kognitif C4 atau menganalisis 54%, ranah kognitif C5 atau mengevaluasi 34%, ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 12%. Soal latihan pada ranah kognitif C4 menganalisis terdapat pada soal latihan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi pola pengembangan paragraf. Soal ini juga meminta siswa untuk membuktikan suatu teks merupakan jenis teks tertentu. Soal latihan ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengorganisasi. “Menggunakan pola apakah pengembangan cuplikan-cuplikan teks di bawah ini? Diskusikanlah dengan teman-temanmu!” Siswa mengidentifikasi bagaimana kalimat-kalimat membentuk suatu paragraf teks eksposisi yang koheren, dengan memperhatikan jenis pola pengembangan paragraf tersebut merupakan pola pengembangan kausalitas atau pola pengembangan kronologis. Pola pengembangan paragraf kausalitas berisi kalimat yang akan menjawab pertanyaan mengapa. Pola pengembangan paragraf kronologis berisi kalimat yang akan menjawab pertanyaan bagaimana. Soal yang terdapat pada ranah proses kognitif C5 mengevaluasi dalam kategori memeriksa terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menilai pekerjaan teman dengan kriteria-kriteria tertentu. Penilaian-penilaian tersebut berupa mengidentifikasi kata baku dan tidak baku pada teks, menganalisis kelebihan dan kekurangan pada teks. Proses ini melatih siswa untuk berpikir kritis. “Mintalah teman-teman untuk mengomentarinya berdasarkan aspek a. Keaslian gagasan/perasaan; b. Variasi citraan visual, auditif, kinestetis; c. Keindahan kata-kata; dan kepadatan makna.” Soal tersebut memuat soal yang meminta soal yang meminta siswa untuk mengomentari puisi yang telah disusun oleh teman. Penilaian pada soal tersebut berdasarkan aspek keaslian gagasan/perasaan, variasi citraan, keindahan kata-kata, kepadatan makna. Aspek penilaian tersebut merupakan unsur-unsur internal pada puisi yang telah disusun siswa, sehingga soal ini termasuk dalam kategori memeriksa. Soal yang memuat ranah kognitif C6 mencipta terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menyusun teks persuasi. Soal ini memuat seluruh kategori dalam ranah C6 mencipta. Kategori- kategori tersebut adalah termasuk dalam kategori merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. “Buatlah teks persuasif dengan langkah-langkah sebagai berikut! 1. Menentukan tema atau bujukan utamanya. 2. Mencatat perincian-perincian yang mengarahkan pada ajakan itu yang berupa fakta/pendapat. 3. Menyusun pendapat, fakta, dan rumusan ajakan sesuai dengan struktur teks persuasif sebagai berikut. 4. Mengembangkan kerangka tersebut menjadi teks persuasi yang lengkap dengan memperhatikan kaidah kebahasaanya.” Kategori merumuskan terdapat pada perintah yang meminta siswa untuk mementukan tema atau bujuan utama pada teks. Kategori merencanakan siswa diminta untuk mencatat perincian-perincian yang mengarah pada ajakan berupa fakta atau pendapat dan menyusun kerangka teks sesuai dengan struktur. Kategori memproduksi terdapat pada perintah untuk mengembangkan kerangka teks menjadi teks persuasi yang lengkap dengan memperhatikan kaidah kebahasaan. Buku Terbitan Erlangga Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 33,2% yakni berjumlah 167 dari total 503 soal. dengan rincian ranah kognitif C4 atau menganalisis sebesar 62,8%, ranah kognitif C5 atau mengevaluasi sebesar 19,7%, dan ranah kognitif C6 atau mencipta sebesar 17,3%. Soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 menganalisis di dominasi pada pada soal latihan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur-unsur, struktur, dan kebahasaan pada teks. Soal-soal tersebut termasuk dalam ranah kognitif C4 64 menganalisis dengan kategori membedakan. Salah satu soal tersebut adalah meminta siswa untuk menentukan struktur teks eksplanasi. “Tentukan struktur teks eksplanasi tersebut!” B3. 126 Soal ini merupakan proses kognitif ranah C4 menganalisis kategori membedakan. Siswa diminta untuk dapat memilah teks eksplanasi yang relevan dan tidak relevan dengan bagian-bagain struktur teks eksplanasi. Bagian-bagian tersebut ialah judul, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian-bagian struktur teks eksplanasi yang relevan. Soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada C5 mengevaluasi terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menanggapi ajakan yang ditulis oleh penulis. Ajakan tersebut mengenai ketertiban dan rasa nyaman di sekolah dimulai dari sikap disiplin pada diri sendiri. Soal ini melatih siswa untuk berpikir secara kritis. “Sebagai siswa, bagaimana tanggapanmu tentang ajakan tersebut?” Soal tersebut termasuk dalam ranah proses kognitif mengevaluasi dengan kategori mengkritik. Hal ini dikarenakan siswa memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar eksternal dari teks persuasi yang disajikan. Penilaian berdasarkan kriteria dan standar eksternal tersebut terkait dengan keefektifan solusi yang diberikan penulis mengenai kedisiplinan di sekolah. Soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada C6 menciptakan, siswa diminta untuk mencipta teks, mempraktekkan drama, merumuskan masalah dan menemukan solusi. Soal latihan pada ranah kognitif ini memuat kategori merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Proses pada latihan soal ini melatih berpikir kreatif pada siswa. Soal ini berisikan tahapan-tahapan dalam penulisan teks eksposisi. Tahap siswa menentukan topik teks eksposisi dan mengemukakan pendapat yang disertai fakta, contoh, bukti atau pendapat pendukung yang sesuai dengan topik merupakan jenis soal mencipta dengan subkategori merumuskan. Tahap siswa diminta untuk membuat kerangka karangan merupakan jenis soal mencipta dengan sub kategori merencanakan. Tahap siswa diminta untuk mengembangkan kerangka tulisan menjadi teks eksposisi yang utuh merupakan jenis soal mencipta dengan kategori memproduksi. 1. “Susunlah sebuah teks eksposisi berdasarkan salah satu topik... 2. Berdasarkan topik yang telah kamu pilih, kemukakan pendapatmu disertai fakta, contoh, bukti, atau pendapat yang mendukung pendapatmu. 3. Berdasarkan pendapat dan fakta, contoh, bukti, atau pendapat pakar yang telah kamu kumpulkan, buatlah kerangka karangan. 4. Kembangkan kerangka tulisanmu menjadi teks eksposisi yang utuh dan lengkap.” Hasil dari kedua buku teks tersebut didominasi oleh soal latihan yang memuat ranah proses kognitif C4 atau menganalisis. Hal ini selaras dengan penelitian dari Suvina & Ramly, 2021 yang berjudul “Analisis Pertanyaan HOTS Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga” yang di dominasi oleh C4 atau menganalisis. Suvina dan Ramly lebih lanjut menjelaskan maksud pertanyaan menganalisis lebih mendominasi “agar siswa dapat menentukan informasi yang mereka peroleh, menentukan bagaimana mengatur informasi tersebut serta tujuan dari informasi tersebut” Hasil penelitian lain yan dari Permatasari, 2021 yang berjudul “Distribusi Pertanyaan Higher Order Thinking Skill HOTS pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013” menunjukkan pertanyaan HOTS C4 atau menganalisis sebesar 54,24 %. Pendapat dari Anderson dan Krathwohl 2010 120 menyebutkan “meningkatkan keterampilan siswa dalam menganalisis materi pelajaran merupakan tujuan dalam banyak bidang studi. Guru-guru sains, ilmu sosial, humaniora, dan kesenian kerap kali menjadikan “belajar menganalisis” sebagai salah satu 65 tujuan pokok mereka.” Hasil dari kedua buku teks yang menyajikan soal latihan dengan dominasi ranah proses kognitif C4 atau menganalisis dapat disimpulkan telah memuat tujuan pokok dalam pembelajaran. Buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga memiliki bentuk soal yang lebih beragam dibandingkan dengan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Bentuk soal yang beragam merupakan salah satu karakteristik soal yang bermuatan keterampilan berpikir tinggkat tinggi. Hal ini terdapat pada Kemendikbud Fanani, 2018 yang menyebutkan bahwa “bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes soal-soal HOTS sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes”. Soal latihan dalam buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga dapat memberikan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Soal latihan pada kedua buku teks yang meminta siswa untuk mengerjakan secara berkelompok memuat keterampilan 4C Creativity, Critical Thingking, Collaboration, Communication. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yang diterbitkan oleh Direktoral Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2018 14 menyebutkan bahwa kompetensi keterampilan 4Cs termasuk dalam salah satu konsep pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut juga disampaikan pada hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII bahwa soal dalam buku teks yang meminta siswa untuk mengerjakan soal secara berkelompok memuat kompetensi keterampilan 4Cs. Proses mengerjakan soal secara berkelompok terdapat kegiatan diskusi yang dapat melatih siswa untuk berpikir kritis. Kerjasama dalam berkelompok menunjukkan kegiatan yang kolaboratif. Kegiatan siswa saat menyajikan hasil kerja kelompok dengan cara presentasi dan memberikan tanggapan merupakan kegiatan yang komunikatif. Soal-soal yang meminta siswa untuk mencipta berbagai teks merupakan suatu kegiatan yang melatih kreativitas siswa. Temuan penelitian ini yang menunjukkan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak terdapat pada buku teks yang diterbitkan pemerintah daripada non-pemerintah. Hal itu sejalan dengan hasil penelitian Analisis Soal HOTS pada Buku Siswa Tokoh Penjelajah Angkasa Luar oleh Wasifatun Najiroh, 2011 menemukan buku terbitan pemerintah yang sudah lolos seleksi kualitasnya lebih baik. Bentuk soal yang memuat HOTS memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan soal LOTS, yakni soal keseluruhan 120 butir soal dengan bentuk uraian dengan 63 butir soal HOTS dan 57 butir soal LOTS. Penelitian lain yang dilakukan oleh Azam & Rokhimawan, 2020 juga menemukan analisis pada buku guru dan siswa dapat disimpulkan keseluruhan materi IPA kelas IV pada buku tematik terpadu revisi 2017 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah relevan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut terlihat pada kegiatan pembelajaran buku guru dan siswa yang menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi dan pembelajaran yang diajarkan bersifat konstektual. SIMPULAN Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 3,8%, buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 12,6%. Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada contoh latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 53%, buku Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 44%. Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 38,9%, buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 33,2%. Hasil penelitian ini menunjukkan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak terdapat pada buku teks yang diterbitkan pemerintah daripada non-pemerintah. Hasil penelitian pada buku terbitan Erlangga menunjukkan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Penyajian buku terbitan Erlangga pada uraian materi lebih banyak menuntut siswa untuk mengeksplorasi secara mandiri, contoh soal latihan terdapat pemecahan masalah non-rutin pada topik dan materi serta memiliki bentuk soal latihan yang beragam. 66 DAFTAR PUSTAKA Anderson, dan Krathwohl, 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Bahasa Indonesia. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Budiyono. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta UNS Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor 22 Tahun 2016. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Abosalem, Y. 2015. Assessment techniques and students’ higher-order thinking skills. ICSIT 2018 - 9th International Conference on Society and Information Technologies, Proceedings, March, 61–66. Azam, I. F., & Rokhimawan, M. A. 2020. Analisis Materi IPA Kelas IV Tema Indahnya Kebersamaan dengan HOTS. Jurnal Ilmiah Didaktika Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 211. Badjeber, R., Purwaningrum, J. P., Studi, P., Matematika, P., Alkhairaat, U., Studi, P., Matematika, P., & Kudus, U. M. 2018. Pengembangan Higher Order Thinking Skills. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 11, 36–43. Fanani, M. Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal Hots Pada Kurikulum 2013. Edudeena, 21, 57–76. Fauziyah, U. S. 2020. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Pada Buku Tematik Kelas Iii Mi/Sd Revisi 2018. EduHumaniora Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 122, 91–100. Karim, F. A., & Puteh, M. 2019. The Development of Higher Order Thinking Skills HOTS Assessment Instrument for Word Problems. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 96, 1079–1083. Kurniati, D., Harimukti, R., & Jamil, N. A. 2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 202, 142–155. Mandini, G. W., & Hartono, H. 2018. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal HOTS Model TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Pythagoras Jurnal Pendidikan Matematika, 132, 148–157. Merta, I. W., Lestari, N., & Setiadi, D. 2019. Teknik Penyusunan Instrumen Higher Order Thinking Skills HOTS bagi Guru -Guru SMP Rayon 7 Mataram. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 21, 48–53. Penelitian Pendidikan, J., Andrean, S., Sufyan Ats-Tsauri, M., & Farizal, M. 2020. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Pada Buku Ajar Tematik Kelas IV Edisi Revisi 2018. Pedagogik, 72. Permatasari, I. 2021. Distribusi Pertanyaan Higher Order Thinking Skill HOTS pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013. Nuances of Indonesian Language, 21. Purbaningrum, K. A. 2017. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 102, 40–49. Rahmawati, G. 2016. Buku Teks Pelajaran Sebagai Sumber Belajar Siswa di Perpustakaan Sekolah di Sman 3 Bandung. Edulib, 51, 102–113. Rahmi, R., Nurhalizha, I., & Nabila, N. 2020. Relevance Of Bahasa Indonesia Main Materials With HOTS Higher Order Thinking Skills. Al-Bidayah Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 121, 83–96. Sekaran, Holliday, C. O. J., Schmidheiny, S., Watts, P., Schmidheiny, S., Watts, P., Montgomery, H., Pmi, University of Pretoria, Gentry, R. R., Lester, S. E., Kappel, C. V., White, C., Bell, T. W., Stevens, J., Gaines, S. D., Zavadskas, E. K., Cavallaro, F., Podvezko, V. Branch, B. 2018. Pakistan Research Journal of Management Sciences, 75, 1–2. Siagian, B. A. 2013. Analisis Kesesuaian Isi Buku Teks Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN, 32006, 77–87. 67 Sofyan, F. A. 2019. Implementasi HOTS Pada Kurikulum 2013. Inventa, 31, 1–9. Sukenti, D. 2018. Pengembangan Berpikir Kreatif Melalui Penguatan Kepercayaan Diri Mahasiswa. Geram, 61, 9–16. Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS Dalam Pembelajaran Matematika. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 88, 500–509. Suvina, N., & Ramly, R. 2021. Analisis Pertanyaan Hots Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga. Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 21. Wahid, A. H., & Karimah, R. A. 2018. Integrasi High Order Thinking Skill HOTS dengan Model Creative Problem Solving. Modeling. Jurnal Program Studi PGMI, 51, 82–98. Wandini, R. R., Siregar, T. R. A., & Iskandar, W. 2021. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Kelas V MI/SD Berbasis HOTS Higher Order Thinking Skills. Al-Madrasah Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah, 52, 156–166. Wasifatun Najiroh, M. A. 2011. Pendidikan Dasar. Pendidikan Dasar, 2Penilaian, 2–6. Yuniar, M., Rakhmat, C., & Saepulrohman. 2015. Analisis HOTS High Order Thinking Skills pada Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 22, 187–195. Reginata Jenike MhbMuhammad MukhlisTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengembangkan kompetensi 4C dalam pembelajaran abad 21 yang tertuang dalam buku ajar Kelas X SMA/SMK terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini mengadopsi metode analisis isi yang secara keseluruhan bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asersi atau uraian menyeluruh dalam buku teks bahasa Indonesia kategori X dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menetapkan status topik. Peneliti ingin menentukan apakah keadaan subjek sesuai dengan buku teks. Penelitian ini menggunakan soal dan latihan dari buku teks SMA/SMK Kelas X yang ditulis, diterbitkan, dan didistribusikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai data primer. Penelitian ini menggunakan buku pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X yang didistribusikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut hasil penelitian ini, buku teks bahasa Indonesia SMA/SMK X terbitan Kemendikbud mengembangkan persentase keterampilan sebagai berikut 42% keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, 38% kreativitas dan orisinalitas, 14% menggunakan 7 % untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan 7% untuk komunikasi. Angka-angka ini berasal dari penelitian yang SuvinaRamly RamlyAnalisis Pertanyaan HOTS Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan mendeskripsikan wujud dan proporsi pertanyaan HOTS dalam buku teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan kutip. Teknik analisis datanya adalah statistik deskriptif. Peneliti mendeskripsikan data pertanyaan berdasarkan jumlah persentase sehingga tergambar wujud pertanyaan yang sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 pertanyaan HOTS dengan proporsi 38 pertanyaan menganalisis, 22 pertanyaan mengevaluasi, dan tidak ditemukan pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis materi IPA kelas IV tema indahnya kebersamaan dengan HOTS. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi pustaka library research. Data primer yang digunakan adalah buku tematik buku guru dan buku siswa pada halaman 1-168, kelas IV tema indahnya kebersamaan dengan 3 subtema, kompetensi inti, kompetensi dasar. Kemudian merumuskan indikator sesuai taksonomi bloom C4-C6. sedangkan data sekundernya adalah teori-teori maupun gagasan dari buku dan jurnal ilmiah yang relevan. Analisis data dilakukan dengan analisis isi content analysis. Teknik analisis data yang terkumpul berupa tulisan yang menjadi dasar analisis mengacu pda instrumen buku Tematik. Hasil penilitan menunjukkan bahwa terdapat 26 indikator yang memuat HOTS, yaitu 9 indikator di subtema 1, 8 indikator di subtema 2, dan 9 indikator di subtema 3. Materi IPA yang terdapat dalam buku tematik kelas IV edisi revisi 2017 terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut sudah relevan dengan Salma FauziyahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi dari materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan beberapa aspek yaitu ruang lingkup materi berdasarkan Permendikbud No 21 tahun 2016; HOTS Higher Order Thinking Skills; 4Cs creative thinking, critical thinking, communication, collaboration; literasi membaca-menulis; literasi digital. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis analisis wacana pada materi bahasa Indonesia di buku tematik kelas 3 revisi 2018. Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi antara materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan aspek yang sudah disebutkan dengan hasil 46% materi sudah disajikan, keterampilan HOTS tidak imbang karena mayoritas critical thinking yaitu 66,7% dan decision making tidak ada, keterampilan 4Cs sudah merata meski critical thinking lebih banyak yaitu 40,5%, literasi membaca persentasenya 78,9% dan literasi menulis 21,1%, literasi digital dibahas pada satu bagian tersendiri yaitu pada tema 7 subtema 3 meskipun materinya masih tahap pengenalan. Secara keseluruhan materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 sudah cukup relevan dengan aspek-aspek yang berkaitan meski ada yang masih kurang merata pada beberapa aspek. Rina RahmiIin NurhalizhaNasrin NabilaThis article aims to analyze the relevance of Bahasa Indonesian subject matter revised of 2017 Integrated Thematic book for Grade IV at semester one published by the Ministry of Education and Culture MOEC with High Order Thinking Skills HOTS. This research was conducted because HOTS is one of the necessary skills in the 21st century so that the material of Bahasa Indonesian subject matter in the thematic teaching book must be relevant to HOTS because the teaching material is one aspect that affects the implementation of learning activities. A descriptive qualitative was applied to conduct this study. The primary data source was Thematic Books both for teacher and student for semester one at Grade IV of primary school. Data were analyzed using a content analysis based on Bloom's taxonomy theory because the theory makes the level of human thinking level from the lowest to the highest. The results showed 27 indicators that contain HOTS, which are five indicators in theme 1, 3 indicators in theme 2, 6 indicators in theme 3, 8 indicators in theme 4, and 5 indicators in theme 5. Bahasa Indonesian subject matter contained in the integrated Grade IV of Revision 2017 published by Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan is relevant to Wulang MandiniHartono HartonoPenelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan siswa SMP di Kabupaten Wonosobo dalam menyelesaikan soal HOTS model TIMSS dan mendeskripsikan kepercayaan diri siswa SMP di Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini termasuk penelitian survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Wonosobo pada tahun pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan metode stratified proportional random sampling dan diperoleh 99 siswa sebagai sampel yang terbagi dalam 4 sekolah, yaitu 1 sekolah kategori tinggi, 2 sekolah kategori sedang, dan 1 sekolah kategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menyelesaikan soal HOTS model TIMSS siswa SMP Kabupaten Wonosobo dalam kategori sedang 85,9%. Selanjutnya dilihat untuk masing-masing indikator dari soal HOTS model TIMSS, indikator memadukan/ mensintesis, menganalisis, memberikan alasan, dan menyelesaikan masalah non-rutin berada pada kategori sedang, hanya terdapat 1 indikator yang berada pada kategori rendah yaitu menggeneralisasi. Sedangkan untuk kepercayaan diri siswa SMP di Kabupaten Wonosobo berada pada kategori sedang 56,6%. Bila dilihat untuk masing-masing aspek, bahwa aspek keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, dan bertanggung jawab berada pada kategori sedang, untuk aspek rasional dan realistis berada pada kategori rendah An analysis of junior high school students’ability in solving HOTS model TIMSS and self-confidence Abstract The purpose of this study were to analyze the ability of junior high school students in Wonosobo to solve the HOTS model TIMSS problem and to describe the self-confidence of junior high school students in Wonosobo. This study was a survey. The population was all 8th grade of Wonosobo Junior High School in the academic year 2016/2017. Sampling used was stratified proportional random sampling method. The samples consisted of 99 students from 4 representative schools, namely 1 school for high category, 2 schools for medium cateogry, and 1school for low category. The results showed that the ability to solve the HOTS model TIMSS problem of junior high school students in Wonosobo was in the medium category Furthermore, for each indicator of HOTS model TIMSS problem, found that indicators integrate/ synthesize, analyze, justify, and solve non-routine problems were in medium category, there was only 1 indicator that in low category that is generalization. As for self-confidence of junior high school students in Wonosobo was in medium category When viewed from each aspects, aspect of belief in self-ability, optimist, objective, and responsible were in medium category, aspect of rational and realisticis was in low category. Yousef Mah. AbosalemAbstract Improving students’ higher-order thinking skills is a collective experience; one teacher of a specific subject cannot alone improve the higher-order thinking skills, and it is a collaborative process between all subjects’ teachers and can be taught for all levels of studying Lawson, 1993; Shellens, & Valcke, 2005. Moreover, Benjamin 2008 argues that these skills can be developed in a cumulative fashion as students’ progress through their courses and subjects and other experiences they get from their institutions. As well, by including their subjects by problem solving, critical thinking and decision making activities will help students enhance their higher-order thinking skills. In this paper a mathematics test in fractions was constructed and analyzed for both grades 8 and 9 to make sure how teacher-made tests are constructed and how much of them agreed with the Bloom’s Taxonomy levels. The test consists of five sections or content areas the test was analyzed according to the behavior matrix. The results showed that all test items measure the lower three levels in Bloom’s taxonomy which agrees with Stiggins, R. J., Griswold, M. M., and Wikelund, K. R. 1989 results that most of teacher-made tests measure the lower levels in Bloom’s taxonomy. Moreover, of the test items are applications and are recognition items. These numbers are consistent with Boyd 2008 study, which indicated that the majority of teachers’ assessment items focused on the lower levels of Bloom’s Taxonomy. Moreover, Boyd concluded that 87% of the teachers’ items that have participated in this study used level 1 of the taxonomy in 2003- 2004, and this percentage increased to 86% in 2005-2006. These numbers reflect the tendency of the assessment methods used in schools to ask students to recall information or to do routine question, which will not help students in improving their higher-order thinking Zainal FananiArtikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada guru tentang konsep dan karakteristik penilaian Higher Order Thinking Skills HOTS secara mendalam dan untuk meningkatkan keterampilan para guru dalam mengembangkan penilaian HOTS. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, artikel ini ditunjang dengan berbagai literatur yang bersumber dari jurnal penelitian, buku referensi, modul, internet, dan sumber lainnya yang relevan dengan topik pengembangan penilaian HOTS. Dari data yang berhasil dihimpun dari berbagai referensi dapat diperoleh gambaran sebagai berikut 1 penilaian HOTS adalah Soal-soal yang pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis analyzing-C4, mengevaluasi evaluating-C5, dan mengkreasi creating-C6. Karakteristik HOTS yaitu mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi, berbasis permasalahan kontekstual, tidak rutin tidak akrab, dan menggunakan bentuk soal yang beragam; 2 langkah menulis item soal HOTS adalah a menganalisis KD yang dapat dibuat item HOTS, b menyusun kisi-kisi soal, c memilih stimulus yang menarik dan kontekstual, d menulis butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi, e membuat pedoman penskoran rubrik atau kunci jawaban; 3 Keuntungan dari penilaian HOTS adalah meningkat motivasi belajar siawa dan meningkatkan pencapaian hasil belajar; 4 Sedangkan strategi penyusunan soal-soal HOTS dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen stakeholder di bidang pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah, sesuai dengan tugas pokok dan kewenangan SukentiHis study aims to determine the level of self-confidence of students of Indonesian language and literacy education programs and to know the influence of self-confidence in creative thinking of students. This research uses correlation method with simple linear regression analysis. The sample used is 132 students of Indonesian language and literature study program. The results showed that the students' confidence level was in the high category with the mean obtained Based on the hypothesis test conducted to determine the effect of self-confidence to students' creative thinking obtained value F = value Sig. = P < This confirms that confidence has an influence on the creative thinking of the students of Faculty of Language and Literature Education Program. Based on statistical analysis, the research hypothesis is accepted, it means there is influence of self-confidence to creative thinking of Indonesian Language and Literature Education Study Program. The magnitude of the influence of self-confidence in student creative thinking illustrates that the value R = and the value R Square = This shows that the magnitude of the influence of self-confidence is which if it is minimized to be to the creative thinking of students of Indonesian Language and Literature Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Islamic University of Riau.
0MQTtxw. gg0q101swg.pages.dev/733gg0q101swg.pages.dev/513gg0q101swg.pages.dev/537gg0q101swg.pages.dev/593gg0q101swg.pages.dev/323gg0q101swg.pages.dev/902gg0q101swg.pages.dev/535gg0q101swg.pages.dev/109gg0q101swg.pages.dev/11gg0q101swg.pages.dev/19gg0q101swg.pages.dev/181gg0q101swg.pages.dev/443gg0q101swg.pages.dev/836gg0q101swg.pages.dev/426gg0q101swg.pages.dev/110
keterampilan apa yang kamu latih pada hari ini